Minggu, 23 September 2012

Latar Belakang Posdaya

   Sejak terjadinya krisis ekonomi dan politik di Indonesia yang dimulai tahun 1997, keadaan bangsa Indonesia berada pada momen kebangkitan sekaligus kemerosotan. Momentum ini jika tidak segera ditangani dikhawatirkan akan melahirkan bentuk kemiskinan kompleks. Faktanya sejak tahun 1997, pembangunan ekonomi Indonesia secara kuantitas telah menunjukkan perbaikan. Akan tetapi data tersebut dalam analisis para ekonom terkesan kering dari realitas yang sebenarnya.
    Pembangunan ekonomi yang cukup tinggi di Indonesia, mampu menyelematkan bangsa ini dari krisis kedua, akan tetapi pembangunan ini terkesan semu, karena hanya dapat dinikmati oleh sebagian kaum. Hingga muncul wacana pembangunan inklusif, yang menitikberatkan pembangunan secara menyuluruh dan saling terintegrasi dengan seluruh kebutuhan masyarakat Indonesia.
    Tahun 2005, deklarasi Millenium Developments Goal’s (MDG’S) di Amerika Serikat turut didukung oleh Indonesia melalui persetujuan Presiden. Deklarasi tersebut menjadi salah satu alternatif penyelesaian masalah bangsa. Akan tetapi implikasi dari deklarasi ini harus ditindaklanjuti hingga bentuk kongkrit lapangan. Yayasan Damandiri sebagai salah satu pihak yang juga turut terlibat dalam deklarasi tersebut, memulai gagasannya dengan membentuk Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) sebagai cara membangun masyarakat dari bentuk mikro sosial (baca Keluarga).
    Posdaya yang mulai dipelopori oleh Yayasan Damandiri pada tahun 2007, mulai dijalankan dengan melibatkan Perguruan Tinggi, Pemerintah, dan Lembaga Masyarakat dalam rangka mencapai pembangungan bangsa Indonesia yang didasari pada ikhtiar menghidupkan kembali delapan fungsi keluarga yakni, (1). Agama, (2). Cinta Kasih, (3). Perlindungan, (4).Reproduksi & Kesehatan, (5). Pendidikan, (6). Sosial Budaya, (7). Ekonomi & Wirausaha, (8). Lingkungan.
LANDASAN KEBIJAKAN
1.    UUD 1945
2.    Inpres No. 3 Tahun 2010

logo dan baliho Posdaya

Logo Posdaya
 Makna Logo     :
•    Padi dan kapas melambangkan kesejahteraan
•    Tulisan “BSM” ditengah gambar padi dan kapas menunjukkan kontribusi BSM bagi masyarakat.
•    Kotak bingkai Hitam “Bibis Suka Makmur” melambangkan kemandirian
•    Tulisan “Posdaya Berbasis Masjid” menunjukkan basis posdaya




Baliho Posdaya

Profil dan struktur Posdaya BSM

PROFIL BSM
    Pada 29 Juli 2012 melalui Mahasiswa Kelompok Krambil Sawit 1 KKN SP 77 UIN Sunan Kalijaga, membentuk Pos Pemberdayaan Keluarga (POSDAYA) berbasis masjid. Nama posdaya berbasis masjid yang dibentuk ialah Bibis Suka Makmur (BSM). Dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat dusun Bibis BSM dapat terbentuk. BSM berlokasikan di Dusun Bibis, Desa Krambil Sawit, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunung Kidul, DIY.

STRUKTUR PENGURUS
Pembina                    : LPM UIN Sunan Kalijaga
Ketua                        : Sayudi
Sekretaris                  : Suyardi
Bendahara                 : Ngatijo
Seksi-seksi          
Seksi Keagamaan    : Sigit, Suranto
Seksi Pendidikan     : Suharminah
Seksi Kesehatan      : Nartoutomo, Paiya
Seksi Lingkungan     : Prawoto, Siswoparwioto
Seksi Wirausaha       : Rukiman Sumargi

Kamis, 23 Agustus 2012

semangat sekolah

semangat sekolah

Peta Klimatologi Gunungkidul























Peta Klimatologi
Sumber : Bappeda Kab. Gunungkidul

Peta Kepadatan penduduk Kabupaten Gunungkidul























Peta Kepadatan penduduk Kabupaten Gunungkidul Sumber : Bappeda Kab. Gunungkidul

Profil kecamatan Saptosari


PROFIL KECAMATAN SAPTOSARI
KONDISI GEOGRAFIS
Kecamatan Saptosari merupakan salah satu kecamatan dari 18 kecamatan di Kabupaten Gunungkidul yang berbatasan dengan :
- sebelah utara     : Kecamatan Paliyan
- sebelah timur     : Kecamatan Tanjungsari
- sebelah selatan  : Samudra Indonesia
- sebelah barat     : Kecamatan Panggang
Perincian Luas Lahan :

Desa
Tn Sawah
Tn Kering
Bangunan
Htn Rakyat
Htn Negara
Lain2
Jumlah
Krambil Sawit
-
1278
79
62
-
60
1479
Kanigoro
-
1980
101
387
-
20
2488
Planjan
-
874
288
24
-
62
1248
Monggol
-
651
121
160
-
36
968
Kepek
-
813
108
46
-
14
981
Ngloro
-
635
54
4
-
38
732
Jetis
-
719
11
72
-
15
887
Total     
-
6950
832
755
-
245
8783
                                                                                                               
Kecamatan Saptosari memiliki 7 desa, 60 dusun, 60 RW, dan 335 RT. Semua desa yang ada merupakan desa swakarya. Berikut perinciannya :
Desa
Dusun
RW
RT
kepala desa
Krambil Sawit
9
9
43
Yusup  sukirno
Kanigoro
10
10
44
Mujiyanto, S.Sos
Planjan
14
14
64
Sri sumartin
Monggol
9
9
55
Gino HS
Kepek
6
6
49
Mulyakno
Ngloro
6
6
27
Margiyono
Jetis
6
6
53
Wagiran, A.Mpd
Jumlah
60
60
335
-

DEMOGRAFI
Kecamatan Saptosari terdiri dari 9.284 KK dengan jumlah penduduk 37.472 orang.
POTENSI
Di Kecamatan Saptosari terdapat beberapa potensi, antara lain kerajinan makanan di 7 desa dengan 97 jenis kegiatan. Sedangkan kerajinan perak di desa Kanigoro (3 pedukuhan) dan Desa Kepek ( di Bulurejo).  Kerajinan tas di Desa Kepek, yaitu di dusun Tileng.
Potensi alam
Potensi alam yang terletak di Kecamatan Saptosari berupa goa-goa wisata, antara lain :
No
Desa
Goa wisata
1
Kanigoro
Ngobaran, Toro udan, Soko
2
Kepek  
Bendo, Gondang
3
Jetis      
Soko, Nganjuk (Dondong), Kenteng, Wuru, Wuluh (Jetis), Pucung (Cekel), watu glundung (temanggung)
4
Ngloro 
Greweng (pringsurat), Tritis (Ngloro), Tlogo randu (Karang nongko)
5
Planjan
Sumbo (Karang), Kenongo (Wuluh), Pakis (Sumber), Risonggo (tritis), Mbobok (Ngepoh)

www.gunugkidulkab.go.id/data2009